pablo-picasso.jpg

Saya membaca sebuah cerita di internet beberapa waktu lalu tentang Pablo Picasso, begini ceritanya; suatu saat Picasso sedang makan siang di sebuah caffe di Paris. Tiba-tiba ada seorang wanita yang merupakan salah satu pengagumnya datang menghampiri dan memintanya untuk menggambarkan sesuatu diatas sebuah sapu tangan miliknya sebagai kenang-kenangan. Picasso pun mengabulkan permintaannya dengan menggambar sebuah gambar sederhana. Kemudian sapu tangan tersebut dikembalikan beserta tagihan dengan nilai yang sangat mahal. Wanita tersebut sangat kaget. “Harganya mahal sekali?” dia bertanya, “Padahal hanya perlu beberapa menit untuk menggambar sebuah gambar yang sederhana ini”. Picasso pun tersenyum dan menjawab “Butuh waktu 40 tahun perjuangan untuk mencapai apa yang telah saya hasilkan ini, jadi harganya bukan berdasarkan berapa lama saya menggambar sebuah gambar di atas sapu tangan ini”. Kemudian wanita tersebut dengan senang hati memberikan bayaran sesuai yang diminta, karena kini dia tahu berapa sebenarnya harga gambar yang dia terima. Dari kisah tersebut diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sebuah karya seni tidak dapat  dinilai dari seberapa lamanya proses yang dibutuhkan, namun ada banyak hal yang dapat mempengaruhi, termasuk diantaranya seberapa kuat brand image seorang seniman tersebut.


“SEBUAH KARYA SENI TIDAK DAPAT DINILAI HANYA DARI SEBERAPA LAMANYA PROSES YANG DI BUTUHKAN, NAMUN ADA BANYAK HAL YANG DAPAT MEMPENGARUHI. TERMASUK DIANTARANYA SEBERAPA KUAT BRAND IMAGE SEORANG SENIMAN TERSEBUT.”


Sekarang bagaimana Anda menentukan harga jasa fotografi Anda, dan berdasarkan apa Anda memberikan harga tersebut? Ada bermacam-macam motivasi seorang fotografer dalam menentukan nilai jual terhadap karyanya:



  1. 1. Beberapa ada yang ingin membeli kamera baru dan menambah koleksi lensanya.

  2. 2. Ada yang ingin membuktikan / menguji kemampuannya alias hanya untuk sekedar latihan memotret.

  3. 3. Ada yang ingin membuat portofolio fotografi sebanyak-banyaknya sebelum terjun ke Bisnis Fotografi

  4. 4. Ada yang mencari penghasilan tambahan di samping bisnis utama yang dia geluti, atau yang sering disebut side job.

  5. 5. Ada yang ingin terkenal (dikenal menjadi seorang fotografer top).

  6. 6. Ada pula yang ingin mendapatkan profit yang berkesinambungan untuk mencapai cita-citanya sebagai seorang fotografer profesional sehingga dapat menghasilkan uang melimpah, dan biasa disebut sebagai seorang pengusaha fotografi sukses.


Setiap individu memiliki tujuan masing-masing dan tentunya dalam pencapaian tujuannya, mereka akan menggunakan pendekatan dan strategi yang berbeda-beda, terutama dalam menentukan harga jasa fotografinya. Tetapi yang saya garis bawahi kali ini adalah motivasi yang terakhir, dimana ada sebuah visi atau tujuan yang jelas untuk menjadi seorang fotografer yang sukses dan menghasilkan pendapatan yang sangat menjanjikan. Sedangkan untuk mencapai tujuan tersebut tanpa adanya profit yang mencukupi dan terus meningkat, maka visi itu hanya akan menjadi sebuah mimpimelimpah, dan biasa disebut sebagai seorang pengusaha fotografi sukses.


Misalnya, apabila Anda adalah seorang pelanggan yang datang ke toko saya untuk membeli sebuah produk yang saya buat, tidak mungkin saya hanya mengira-ngira harga dari produk itu dan mengatakan kepada Anda harga yang sesuai perkiraan saya tersebut bukan?


Tentunya saya akan memberikan harga dan menghitung dan mempertimbangkan beberapa aspek seperti material yang digunakan, waktu, production cost, marketing cost, business expenses, dll. Setelah semua aspek tersebut tercover, maka saya akan menentukan profit yang sehat guna mengembangkan bisnis yang saya jalani sehingga bukan hanya bertahan, tetapi juga bisa berkembang. Sama halnya dengan fotografi, yang di dalamnya tentu ada biaya-biaya yang harus dicover terlebih dahulu seperti : peralatan (equipment), cetak foto, album foto custom, operasional, marketing cost, dll. Setelah itu juga pasti harus menentukan profit. Perlu kita catat bahwa bisnis tidak akan bisa disebut sukses apabila hanya bisa bertahan tanpa dapat berkembang.


Yang kedua, dalam bisnis juga diperlukan segala macam usaha dan biaya untuk membangun sebuah brand atau merek, yang tidak bisa dinilai dengan materi jumlah tertentu. Sedangkan dalam bisnis fotografi juga berlaku istilah yang biasa disebut dengan Brand Image, baik itu merek dari perusahaan maupun personal brand atau merek dari sang fotografer. Seperti halnya Picasso, untuk menghasilkan sebuah karya dibutuhkan bertahun-tahun pembelajaran, investasi tenaga, waktu, dan pemikiran yang tidak dapat dinilai dengan nilai tertentu.


“PHOTOGRAPHY IS CAPTURING MOMENTS COMBINED WITH ARTS. MOMENT IS PRICELESS, SO IS THE ART"